Tiga sosok kunci di bursa pebalap F1 2021

Crash.net melihat para pemain utama di bursa pebalap yang akan menentukan grid F1 musim 2021, dengan kemungkinan perombakan dramatis.
Tiga sosok kunci di bursa pebalap F1 2021

Hanya Charles Leclerc (2024), Sergio Perez (2022), Esteban Ocon (2021) serta George Russell (2021) yang memiliki kontrak untuk 2021 dan seterusnya, yang berarti kita bakal menjumpai bursa pebalap paling gila dalam sejarah di tengah sejumlah perubahan regulasi teknis, olahraga dan keuangan.

 

Berikut adalah beberapa pebalap yang paling mungkin memiliki pengaruh terbesar dalam memicu reaksi berantai terhadap line-up musim depan...

Lewis Hamilton

Sosok yang memegang kunci bursa pebalap adalah enam kali juara dunia, Lewis Hamilton.

Ia sedang menuju ke tahap akhir karier yang luar biasa. Pun demikian, Hamilton telah kuat mengindikasikan niatnya untuk bertahan di F1 pada 2021 dan seterusnya, dalam upaya demi melampaui rekor Michael Schumacher sepanjang masa.

 

Kontraknya dengan Mercedes berakhir 2020 dan ia kemungkinan memiliki satu - atau mungkin dua - kesepakatan tersisa untuk ditandatangani sebelum akhirnya pensiun.

 

Spekulasi mengaitkan sang pebalap soal kemungkinan hijrah ke Ferrari selama akhir pekan Grand Prix Abu Dhabi lalu, ketika Team Principal, Mattia Binotto, mengetahui status Hamilton yang tersedia pada 2021 dapat menyenangkan skuad kuda jingkrak. Kemudian muncul kabar di media Italia, bahwa Hamilton telah bertemu dengan Chairman Ferrari, John Elkann, lebih dari satu kesempatan sepanjang 2019.

Hamilton menegaskan otoritasnya lewat kesuksesan merengkuh titel keenam musim lau, menempatkannya di belakang Schumacher yang mengoleksi tujuh gelar juara - suatu prestasi yang bisa diraih pebalap Inggris itu pada awal 2020. Dengan Mercedes tetap menjadi kekuatan dominan, akankah Hamilton benar-benar beralih dari perak ke merah?

Langkah Maranello tentu saja merupakan proposisi yang menarik mengingat posisi dan sejarah Ferrari yang terkenal di F1. Sebagian besar pebalap akan memberi tahu Anda bahwa merupakan impian bergabung dengan Scuderia suatu hari nanti, walau tentu mengandung risiko.

Meski bangkit dalam beberapa tahun terakhir, Ferrari tidak mampu menumbangkan Mercedes yang terus bertahan selama satu dekade. Di Mercedes, Hamilton telah menemukan lingkungan yang nyaman di mana ia terus mengekstraksi performa terbaiknya sembari tahu bakal diberikan mobil yang cukup kuat untuk mempertahankan level supremasinya saat ini.

Namun, iming-iming mempersembahkan titel kepada Ferrari sejak 2007, serta juara dengan tiga tim berbeda dan melampaui rekor Schumacher mungkin menggoda Hamilton. Jika ia meninggalkan Mercedes, Ocon dan Russell akan menjadi salah satu pebalap yang dipertimbangkan untuk mengisi kursi kosong.

Kemungkinan besar, Hamilton bakal tetap di Mercedes. Ia menemukan dirinya dalam situasi win-win dan pembicaraan tentang dirinya hanya akan membantu memperkuat daya tawar pebalap berusia 34 tahun itu ketika menegosiasikan kontrak berikutnya.

Apa pun, keputusan Hamilton akan memiliki pengaruh pada bursa transfer, dengan mayoritas pebalap menunggu untuk melihat apa yang ia lakukan sebelum menentukan masa depan masing-masing.

Sebastian Vettel

Adalah sosok lain yang menemukan dirinya dalam persimpangan karier. Berkali-kali pebalap Jerman itu harus menangkis saran-saran bahwa ia harus pensiun usai perjuangannya merebut gelar juara F1 2018 runtuh.

 

Vettel menang sekali pada 2019 dan kerap dikalahkan Leclerc, yang mengklaim dua kemenangan serta tujuh pole position untuk kemudian menghuni peringkat keempat klasemen akhir. Musim pertama yang menakjubkan di Ferrari berbuah kontrak baru berdurasi lima tahun hingga 2024, sekaligus menegaskannya sebagai masa depan skuad kuda jingkrak.

 

Vettel telah menyatakan ketidakinginannya untuk tetap berada di era baru F1, kendati ia berulang kali menekankan takkan pensiun akhir 2019, dan tetap menjadi pebalap Ferrari awal 2020.

 

Dengan kontrak yang bakal berakhir pada puncak musim akan datang, keputusan Vettel kemungkinan akan terpengaruh oleh performa Ferrari tahun ini. Memang penampilannya pada 2019 di bawah ekspektasi. Namun, ia mampu tampil brilian di Kanada, Jerman, Singapura, Sochi dan Jepang. Vettel masih merupakan kekuatan yang harus diperhitungkan ketika menyatu dengan mobilnya.

 

Haruskah Vettel kembali kepada performa yang membuatnya meraih empat titel beruntun di awal 2010-an, dan jika Ferrari dapat membangun keuntungan yang menjanjikan dan bertarung dengan Mercedes untuk gelar juara, ia mungkin memutuskan untuk bertahan lebih lama.

 

Skenario di mana Hamilton melanjutkan afiliasi jangka panjangnya dengan Mercedes akan membuat keputusan Ferrari menjadi lebih mudah. Meski ada ketegangan internal sepanjang 2019, Ferrari tahu bahwa Vettel-Leclerc adalah duet pebalap cepat dan tangguh.

Kolaborasi Hamilton-Ferrari pada 2021 mungkin menghasilkan pertukaran kursi Vettel dengan Mercedes, atau ia malah pensiun.

Ferrari juga akan memperhatikan setiap perkembangan Max Verstappen, dengan pebalap seperti Valtteri Bottas, atau Daniel Ricciardo dapat muncul sebagai kandidat potensial untuk menggantikan Vettel jika diperlukan.

Max Verstappen

Max Verstappen dapat dikatakan sebagai properti terpanas di bursa pebalap bintang Belanda itu sedang naik daun dan penampilan gemilang pada 2019 semakin meningkatkan nilainya.

Red Bull mencapai kemajuan besar dengan mesin Honda. Seiring berjalannya waktu, Verstappen mencetak tiga kemenangan dan menduduki peringkat ketiga klasemen akhir. Namun, ia maupun Red Bull tak pernah benar-benar terlibat dalam pertarungan kejuaraan.

Sama seperti Hamilton-Vettel, kontrak Verstappen berakhir 2020, menempatkan Mercedes dan Ferrari dalam siaga merah.

Tetapi performa kuat Red Bull pada 2019 memuaskan Verstappen, ditambah ia senang atas kemajuan yang dicapai Honda. Pabrikan Jepang itu menutup musim lalu dengan tenaga yang tampaknya setara Mercedes dan tidak terlalu jauh di belakang Ferrari, menjadikan Verstappen-Red Bull yakin akan progres keberlanjutan tahun ini.

Keuntungan lebih lanjut selama musim dingin harus mendorong Red Bull ke pertarungan kejuaraan tiga arah yang mungkin, asalkan dapat menghindari start lambat di awal musim, merupakan kelemahan tim dalam beberapa tahun terakhir.

Akhir 2019, Verstappen mengakui start Red Bull pada 2020 bakal menjadi faktor dalam membuat keputusan tentang masa depannya. Hamilton juga menyebut Verstappen salah satu di antara sejumlah rivalnya yang secara langsung dapat mengontak bos Mercedes, Toto Wolff, tentang kemungkinan bergabung. Namun, Team Principal Red Bull, Christian Horner, berulang kali menekankan pebalap bintangnya itu bertahan di Milton Keynes.

Komitmen jangka panjang Honda terhadap F1 juga akan memainkan peran utama. Pabrikan Jepang itu menyepakati kontrak baru satu tahun untuk memasok Red Bull dan Alpha Tauri pada 2021, dengan perfoma sepanjang 2020 serta perubahan regulasi 2021 mungkin memengaruhi keputusan yang akan diambil

Read More