Francesco Bagnaia Mencari Konsistensi untuk Kejar Quartararo

Francesco Bagnaia bertekad untuk melanjutkan performa Grand Prix Austria, dan terus memangkas jarak poin dari pemimpin klasemen Fabio Quartararo.
Francesco Bagnaia Marc Marquez MotoGP race, Austrian MotoGP, 15 August 2021
Francesco Bagnaia Marc Marquez MotoGP race, Austrian MotoGP, 15 August…
© Gold and Goose Photography

Ayunan 11 poin yang didapat Francesco Bagnaia dari Fabio Quartararo pada Grand Prix Austria yang epik menjadi jumlah poin terbanyak yang berhasil dipangkas Pecco dari pimpinan klasemen sejak Jerez.

Hasil ini juga mengerek pembalap Ducati itu ke posisi kedua klasemen dengan 134 poin, bersama dengan juara bertahan Joan Mir. Meski demikian, ia masih memiliki tugas berat karena selisih 47 poin dari Quartararo jelang Grand Prix Inggris akhir pekan ini.

Dengan tujuh balapan tersisa, Pecco bertekad untuk melanjutkan performa baiknya dari Spielberg, dan mencari konsistensi untuk coba memangkas jaraknya ke Quartararo.

“Pada balapan terakhir di Red Bull Ring, di Austria, kami sangat dekat dengan kemenangan sekali lagi, dan ini menegaskan bahwa kami bekerja dengan baik,” kata Bagnaia, yang memimpin balapan sebelum hujan turun. “Sekarang kami berada di urutan kedua di Championship, dan sangat penting untuk terus konsisten untuk sedekat mungkin dengan puncak klasemen.

“Silverstone adalah trek yang kurang menguntungkan untuk karakteristik motor kami daripada Zeltweg, tetapi jika kami dapat berkonsentrasi dari latihan bebas hari Jumat dan seterusnya, kami dapat menjadi kompetitif.

“Seperti biasa, di sini di Inggris, cuaca akan memainkan peran penting, jadi kami harus siap beradaptasi dengan kondisi trek apa pun”.

Rekan setimnya Jack Miller hanya mendapatkan lima poin dari double-header Austria, jatuh di balapan satu dan kemudian tertinggal di urutan kesebelas di balapan dua karena penggantian ban awal ke basah tidak membuahkan hasil.

Saat ini berada di urutan kelima dalam kejuaraan dunia, pembalap Australia itu berharap untuk mengulangi performanya pada balapan terakhir di Silverstone tahun 2019.

Kala itu, Miller yang masih membela Pramac Ducati memulai balapan dari barisan depan. Namun, ride-height device motornya gagal dimatikan jelang Tikungan 1 dan ia kehilangan banyak posisi sebelum menuntaskan balapan di posisi kedelapan.

"Dua balapan terakhir di Austria tidak berjalan seperti yang kami harapkan, jadi kami datang ke Silverstone dengan tekad untuk maju dan mendapatkan hasil yang bagus," kata Miller.

“Pada 2019, di GP terakhir yang diadakan di sini, saya berhasil mendapatkan start baris depan dan merasa saya bisa melakukannya dengan baik di balapan, tetapi sayangnya, ada masalah yang tidak memungkinkan saya melakukannya.

"Di Inggris, cuaca selalu tidak menentu, jadi kami harus bekerja keras sejak sesi pertama untuk siap menghadapi balapan hari Minggu dalam keadaan apa pun."

Meski mengejar Quartararo dan Monster Yamaha di klasemen pembalap dan tim, Ducati kini memimpin peringkat pabrikan. Dan dengan kepergian Maverick Vinales, Bagnaia dan Miller punya peluang besar untuk memangkas jarak 37 poin di kejuaraan tim.

Read More