Siapa 'Bakat Stratosfer' yang Dimaksud Tardozzi?

Sebagai pabrikan paling sukses di WorldSBK, Ducati pernah memenangi gelar bersama banyak pembalap papan atas, tapi ada satu nama yang dianggap Davide Tardozzi memiliki "bakat stratosfer".
Davide Tardozzi, Ducati MotoGP 2022
Davide Tardozzi, Ducati MotoGP 2022

Kembali ke puncak WorldSBK berkat kampanye 2022 yang menakjubkan dari Alvaro Bautista , Ducati menjadi juara dunia untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade musim lalu.

Namun, kesuksesan jauh lebih sering diraih pabrikan Italia itu selama tahun 90-an dan awal 2000-an, dengan banyak pembalap membawa kejayaan bagi mereka.

Pada saat itu, skuat Borgo Panigale meraih gelar bersama Carl Fogarty , Troy Bayliss , Troy Corser, sampai James Toseland. Dari nama-nama tersebut menyebut salah satu dari mereka Davide Tardozzi melabeli salah satunya sebagai 'bakat stratosfer'.

Dari nama-nama di atas, Fogarty memenangkan kejuaraan terbanyak (4). Dan menurut Tardozzi, yang dulu membalap di Kejuaraan Superbike Italia, Foggy memiliki bakat Stratosfer.

Berbicara kepada GPOne.com , Tardozzi berkata: "Saya memiliki persahabatan khusus dengan Bayliss. Tapi saya pikir Fogarty adalah salah satu pembalap SBK pertama yang bisa membalap di kejuaraan dunia dan sangat kompetitif. Carl memiliki bakat stratosfer.

"Fogarty, terlepas dari apa yang orang katakan, adalah pria pemalu. Dia tidak menyendiri seperti yang mereka katakan. Bayliss juga memiliki bakat bawaan yang dia manfaatkan dengan baik, mungkin sedikit terlambat, tetapi dia mendapatkan hasil yang sangat baik."

Ketika ditanya tentang orang Australia lain bernama Troy, yaitu Troy Corser, Tardozzi mengatakan ini: "Dia adalah pembalap kuno, salah satu dari mereka yang tidak keberatan minum bir!

"Dia suka balapan, tapi juga berpesta. Lebih dari sekali, saya harus pergi dan menjemput Corser ketika dia dalam kondisi tertentu [mabuk].

"Saya mengetahui bertahun-tahun kemudian bahwa dua kali dia naik podium setelah kembali ke rumah motor pada jam 4 pagi, tidak dalam kondisi yang baik!"

Akhirnya ada Toseland, yang terakhir dari empat pembalap ini yang memenangkan gelar Superbike bersama Ducati.

Toseland memenangkan kejuaraan dunia 2004 sebelum beralih ke Honda dan melakukan hal yang sama pada 2006. Itu sebelum pindah ke MotoGP terjadi pada 2008 bersama Yamaha.

Saat membahas Toseland dan kemampuannya, Tardozzi tidak merasa seolah-olah dia cukup sebanding dengan tiga pembalap lainnya, meskipun kekuatan mental dan determinasinya adalah kunci untuk mempertahankan kesuksesan.

Tardozzi berkata: "James tidak memiliki bakat orang lain tetapi, berkat keras kepala, keinginannya, dia memiliki kekuatan mental yang luar biasa."

Read More