Helm F1 Ayrton Senna Dilelang Hampir Satu Juta Dollar

Rekor untuk penjualan helm menunjukkan warisan abadi Ayrton Senna di F1.

Ayrton Senna, McLaren
Ayrton Senna, McLaren
© XPB Images

Helm yang dikenakan Ayrton Senna selama sebagian besar musim Formula 1 1992 telah terjual hampir satu juta dolar dalam sebuah pelelangan.

Seorang pembeli yang dirahasiakan membeli helm tersebut dengan harga yang memecahkan rekor sebesar £720.000 (sekitar $960.000) dalam lelang yang diadakan oleh RM Sotheby's pada bulan April.

Harga jual helm tersebut jauh lebih tinggi dari harga jual helm Charles Leclerc untuk GP Monaco 2023 dalam lelang amal tahun lalu. Helm pembalap Ferrari tersebut terjual seharga £262.700, dan semua hasil penjualan disumbangkan untuk korban banjir di Italia.

Helm Senna, yang dirancang oleh produsen Jepang Shoei, memiliki tempat istimewa bagi para kolektor karena sejumlah alasan.

Pertama, ia dicat dengan warna kuning, biru, dan hijau yang menyerupai bendera Brasil dan langsung dikenali oleh setiap penggemar F1.

Kedua, musim 1992 di mana Senna mengenakan helm ini sering dikenang sebagai tindakan heroik dari pembalap McLaren saat itu.

Saat Erik Comas mengalami kecelakaan parah di Blanchimont saat latihan di Spa-Francorchamps, Senna berhenti di jalur untuk membantu pembalap Prancis yang pingsan itu.

Senna dengan cermat mematikan mesin Ligier, setelah melihat kaki Comas masih menekan pedal gas. Hal ini sangat mengurangi risiko kebakaran, dan Comas menganggap tindakan itu menyelamatkan nyawanya.

Ia juga menopang kepala Comas sampai petugas medis tiba di tempat kejadian.

Berita tentang pelelangan helm ini muncul bertepatan dengan peringatan 31 tahun kematian Senna. Juara F1 tiga kali itu tewas dalam kecelakaan di Grand Prix San Marino tahun 1994 saat mengemudi untuk Williams.

Kematiannya mendorong peningkatan standar keselamatan di F1 dan tidak ada pembalap yang kehilangan nyawa akibat cedera yang diderita di Grand Prix sampai kecelakaan malang Jules Bianchi di Grand Prix Jepang dua dekade kemudian pada tahun 2014.

Read More