F1 2025: Lima Momen Kunci dari Kemenangan Gelar Norris
Melihat lagi lima momen kunci yang menentukan kemenangan gelar Lando Norris di musim F1 2025.

Lando Norris memastikan gelar juara F1 pertamanya dengan finis ketiga di Grand Prix Abu Dhabi yang menjadi penutup musim.
Pembalap 26 tahun asal Inggris itu meraih gelar F1 pertamanya dengan keunggulan dua poin dari Max Verstappen (Red Bull) usai meraih posisi ketiga yang dibutuhkannya pada balapan di Yas Marina.
Norris menutup musim dengan tujuh kemenangan dan tujuh pole position, dan menutup musim dengan 423 poin.
Berikut lima momen kunci yang menentukan pencapaian Norris dan mengakhiri empat tahun dominasi Verstappen sebagai juara dunia F1…
Start yang sempurna
Norris menegaskan predikatnya sebagai favorit juara F1 di pra-musim dengan kemenangan gemilang di putaran pembuka tahun 2025 di Australia.
Norris meraih pole position dan menaklukkan kondisi sulit yang berubah-ubah di Melbourne untuk mengalahkan Verstappen dan mengawali kampanye perebutan gelarnya dengan sempurna.
Rekan setimnya di McLaren, Oscar Piastri, tergelincir di kandang sendiri setelah mengalami spin di menit-menit akhir yang membuatnya terpuruk di klasemen.

Kemenangan fenomenal di Monaco
Norris menampilkan performa fenomenal sepanjang akhir pekan di Monako saat ia memenangkan balapan bergengsi tersebut untuk pertama kalinya dalam kariernya.
Setelah meraih pole position, Norris mengendalikan balapan dari awal hingga akhir untuk meraih kemenangan meyakinkan yang membuatnya memangkas keunggulan Piastri di puncak klasemen pembalap menjadi tiga poin di akhir pekan di mana sang pemimpin klasemen tidak mampu mengimbangi kecepatan Norris dan hanya mampu finis di posisi ketiga.
Ini merupakan kemenangan kedua Norris musim ini dan memberinya kepercayaan diri serta momentum yang sangat dibutuhkan. Ia kemudian menang pada tiga dari enam putaran berikutnya, termasuk Grand Prix Inggris di Silverstone.

Team-order Monza
Team-order kontroversial McLaren membayangi Grand Prix Italia, di mana Piastri diminta untuk membiarkan Norris mendahului dan menyerahkan posisi kedua setelah pit stop yang lambat membuat pembalap Inggris itu tertinggal di belakang rekan setimnya.
Norris telah berada di posisi kedua hampir sepanjang balapan dan membiarkan Piastri mendapatkan pit stop pertama dalam sebuah langkah yang tidak biasa, yang kemudian ditanggapi McLaren dengan instruksi yang memecah paddock dan membuat banyak penggemar marah.
Pada akhirnya, Norris meraih tiga poin dari pertukaran posisi tersebut, dan poin tersebut terbukti sangat krusial mengingat selisih gelar juaranya hanya dua poin.
Momentum akhir musim

Setelah kegagalan mekanis yang parah di Zandvoort, harapan Norris untuk meraih gelar juara tampak sirna.
Tersingkirnya Norris, ditambah dengan kemenangan Piastri, membuat Norris menghadapi defisit 34 poin yang sangat besar di tahap krusial musim ini. Namun, bagaimana ia bangkit kembali selama beberapa bulan berikutnya sungguh luar biasa.
Norris mengungguli Piastri selama tujuh ajang berturut-turut dengan dua kemenangan gemilang di Mexico City dan Brasil yang membuatnya memegang kendali dalam perebutan gelar juara, sementara pebalap Australia itu melakukan kesalahan fatal dan mengalami serangkaian performa buruk yang membingungkan.
Tetap tenang di saat krusial
Di atas kertas, tugas Norris di Abu Dhabi sederhana. Finis di tiga besar dan ia akan menjadi juara dunia.
Namun, kesalahan fatal McLaren di Las Vegas dan Qatar membuat tugasnya lebih menegangkan daripada yang seharusnya, dan ia menjalani pertarungan tiga arah hari Minggu dengan kedua rival utamanya di kedua sisi.
Norris tidak menyangka akan kalah dari Piastri di lap pertama, tetapi ia tetap tenang dan mampu tampil di bawah tekanan yang paling ekstrem.
Pertama, Norris mampu menahan Charles Leclerc dari Ferrari di stint pembuka, sebelum melakukan beberapa overtake yang menentukan dan berani saat ia menerobos kemacetan di momen krusial balapan.
Dari sana, Norris melakukan semua yang ia butuhkan untuk membawa pulang kemenangan dan meraih gelar juara dunia pertamanya yang memang layak diraih.



