Ferrari Ungkap Seberapa Parah Kerusakan Mobil Lewis Hamilton
Tingkat kerusakan sebenarnya yang dialami Ferrari milik Lewis Hamilton telah terungkap.

Ferrari telah mengungkapkan seberapa parah kerusakan yang dialami Lewis Hamilton di lap pembuka Grand Prix Sao Paulo hingga mengakhiri balapan.
Juara dunia tujuh kali itu menjalani balapan yang buruk di Brasil setelah ditabrak oleh pembalap Williams, Carlos Sainz, di lap pertama, sebelum menabrak Franco Colapinto dari Alpine di awal lap kedua.
Sayap depan Hamilton patah saat berkontak dengan Colapinto, yang membuatnya mendapat penalti waktu lima detik, dan mengalami kerusakan parah di lantai mobil SF-25 miliknya.
Setelah menjalani hukumannya, Ferrari memanggil Hamilton ke pit untuk mundur dari posisi terakhir pada Lap 39, melengkapi hari yang menyedihkan bagi Scuderia setelah Charles Leclerc tersingkir lebih dulu usai terkena dampak dari insiden tiga mobil dengan Kimi Antonelli dari Mercedes dan Oscar Piastri dari McLaren.
"Ketika Anda berada di posisi terakhir dan Anda kehilangan 35 poin atau 40 poin pada downforce mobil, saya tidak yakin masuk akal untuk merusak mesin. Kami menjalani hukuman dan kami menghentikan mobil," kata Vasseur kepada media di Brasil.
Vasseur mengatakan Ferrari tidak yakin insiden mana yang akhirnya menyebabkan kerusakan tersebut.
"Kami masih belum tahu apakah itu dari kecelakaan Sainz atau dari tabrakan sayap depan di bawah lantai, tetapi mungkin keduanya," tambah pembalap Prancis itu.
"Impian yang berubah jadi mimpi buruk"
Setelah balapan, Hamilton mengakui musim pertamanya bersama Ferrari merupakan "mimpi buruk".
Pebalap Inggris 40 tahun itu belum finis di podium untuk Ferrari dan telah kalah telak dari rekan setimnya, Leclerc.
Hamilton berada di peringkat keenam klasemen pembalap, dengan satu-satunya titik terang dari musim yang berat ini adalah kemenangan sprint yang dominan di Grand Prix Tiongkok pada bulan Maret lalu.
Selebihnya, musim ini sungguh tak terlupakan bagi Hamilton dan Ferrari, yang belum meraih kemenangan hingga tiga putaran terakhir tahun 2025.
"Ini mimpi buruk, dan saya sudah mengalaminya sejak lama," ujar Hamilton kepada Sky Sports F1. "Pergantian antara impian membalap untuk tim yang luar biasa ini dan mimpi buruk atas hasil yang kami raih, pasang surutnya, sungguh menantang."
Berbicara kepada Viaplay dalam wawancara terpisah, Hamilton menambahkan: "Salah jika mengatakan tidak ada hal positif sama sekali.
"Jika Anda melihat performa Charles di kualifikasi, itu menunjukkan bahwa mobilnya memang memiliki kecepatan.
"Tapi saat ini kami benar-benar harus berjuang keras melewati kesulitan-kesulitan itu. Saya harus percaya bahwa kesulitan-kesulitan ini mengarah pada... Saya percaya ada sesuatu yang luar biasa di depan dalam hidup dan takdir saya.
"Saya benar-benar masih percaya pada tim ini dan apa yang bisa kita capai bersama. Saya hanya harus terus berjuang dan terus memberikan yang terbaik untuk mereka."











