Kehilangan Pucak Klasemen di Sprint Race, Bagnaia Kesal

Mimpi buruk tersingkir dari Kualifikasi 1 Sprint Race Mandalika yang membuat frustrasi membuat Francesco Bagnaia kehilangan puncak klasemen yang dia pegang sejak April.
Francesco Bagnaia, Tissot Sprint race, MotoGP, Indonesian MotoGP, 14 October
Francesco Bagnaia, Tissot Sprint race, MotoGP, Indonesian MotoGP, 14…

“Saya tidak tahu bagaimana mengatakannya [karena] saya tidak pernah mengucapkan kata-kata buruk dalam bahasa Inggris tapi saya 'kesal'. Itu benar?" ujar Bagnaia menggambarkan perasaanya saat berbicara kepada awak media termasuk Crash.net setelah Sprint Race yang sulit di Mandalika.

Bagaimana tidak, Pecco telah melihat keunggulan 66 poin di puncak klasemen menguap setelah terus kehilangan poin dari Jorge Martin (Pramac Racing) selama delapan balapan terakhir berturut-turut.

Yang terbaru, pembalap Italia itu bahkan sudah tertinggal di Mandalika bahkan sebelum Sprint Race hari Sabtu dimulai.

Latihan Jumat yang buruk menempatkan Pecco di luar 10 besar dan harus melalui Q1 yang menegangkan, di mana ia tersingkir dari tempat transfer Q2 pada menit terakhir oleh rekan setimnya sendiri, Enea Bastianini.

Saat Martin kemudian berasil pulih menuju kemenangan Sprint dan bergabung di podium bersama Marco Bezzecchi, Pecco tidak bisa naik lebih tinggi dari posisi kedelapan dan menyelesaikan balapan dengan tertahan oleh.... Bastianini.

“Saya akan terdengar gila untuk mengatakannya, tapi kami tidak memiliki team-order tahun lalu, jadi kami juga tidak memilikinya tahun ini,” jawab Bagnaia ketika ditanya apakah Bastianini, kembali dari cedera dan sudah tersingkir dari pertarungan gelar, seharusnya memberi dia jalan.

“Kami tidak akan pernah menerima pesanan tim seperti ini. Itu normal. Kami adalah delapan pembalap yang tidak memiliki paket yang sama, namun memiliki kemungkinan yang sama untuk memperebutkan posisi. Ini adalah strategi dari Ducati dan saya menerimanya.

“Hari ini satu-satunya cara yang mungkin untuk melewati Enea adalah dengan mendorongnya keluar. Itu bukan cara saya suka balapan.”

Bukankah setidaknya ada beberapa perintah tim untuk Bastianini di kualifikasi?

“Tetapi mengapa menghalangi pebalap yang kembali dari perjalanan jauh karena cedera dan berkata kepadanya, 'jangan tingkatkan waktu putaran Anda karena Anda harus membiarkan Pecco?'” jawab Bagnaia.

Francesco Bagnaia, MotoGP, Indonesian MotoGP, 13 October
Francesco Bagnaia, MotoGP, Indonesian MotoGP, 13 October

Bagnaia masih yakin pertahankan gelar

Terlepas dari performa Martin yang sulit dikalahkan, Bagnaia menyoroti bahwa keunggulan tujuh poin bukanlah apa-apa dengan enam balapan Grand Prix dan lima balapan Sprint lagi yang masih tersisa.

“Masih sangat lama. Tujuh poin dan 6 balapan [ronde] sudah cukup untuk percaya pada kejuaraan! Jadi saya akan melakukan yang maksimal. Memulai dari P13 sangat sulit, tapi kami akan mencobanya [besok].”

Bagnaia menjelaskan, keterbatasannya di Kualifikasi 1 bukan karena masalah pengereman di India, melainkan ketidakstabilan saat keluar tikungan. Ia juga menekankan bahwa, meski tidak cukup cepat untuk menahan Bastianini dan mencapai Q2, waktu putaran Q1-nya akan cukup baik untuk menempati posisi kelima di grid.

“Saya sedikit kesulitan dengan ban Soft yang baru. Karena motor saya menjadi terlalu agresif, sangat gugup dan sangat sulit membuka throttle secara normal,” ujarnya.

“Saya berusaha maksimal dan sudah sangat dekat dengan Kualifikasi 2. Dan catatan waktu putaran saya sudah cukup untuk berada di baris kedua. Jadi itu sedikit nasib buruk.”

Posisi grid yang rendah kemudian diperparah dengan garis balap bersih yang sempit sehingga menghambat proses menyalip dalam balapan 13 lap tersebut.

“Hanya jika Anda sangat agresif, mendorong pengendara lain keluar dari barisan, barulah Anda bisa menyalip,” ujarnya.

Grand Prix hari ini akan berlangsung lebih dari 27 lap, yang seharusnya memberi Bagnaia peluang lebih baik untuk maju ke depan.

Read More