Bagnaia Akui Sprint Race yang Buruk di Phillip Island "Memalukan"

Francesco Bagnaia mendapat hasi Sprint Race terburuknya musim ini di Grand Prix Australia.

Pecco Bagnaia, Ducati Corse, 2025 Australian MotoGP
Pecco Bagnaia, Ducati Corse, 2025 Australian MotoGP
© Gold and Goose

Francesco Bagnaia tidak mampu bangkit dari keterpurukan Mandalika setelah finis ke-19 pada Sprint Race hari Sabtu di Phillip Island.

Awal pekan Bagnaia di Phillip Island tidaklah berjalan mulus, namun ia menunjukkan kecepatan balapan yang solid pada sesi Practice Jumat sore, juga mengamankan tempat langsung di Q2.

Tapi akhir pekannya terjun bebas pada Sabtu pagi, di mana ia tercecer di posisi ke-11 pada kualifikasi dan dihukum penalti turun tiga grid karena melambat di racing line.

Bagnaia turun posisi di lap pembuka ke posisi ke-12, sebelum merosot lebih jauh ke posisi ke-16 di putaran ketiga.

Memasuki Lap 5, ia berada di posisi ke-20, dengan hanya pembalap pengganti Ducati, Michele Pirro, di belakangnya. Pecco akhirnya finis ke-19, terpaut 32,408 detik dari pemenangn Sprint Marco Bezzecchi.

Bagnaia menyebut Sprint-nya "memalukan" kepada Sky Sports Italia, di mana ia bergulat melawan masalah stabilitas di sepanjang balapan 13 lap tersebut.

Yang membuat situasi ini semakin membingungkan bagi Bagnaia dan Ducati, secara teori ini adalah motor yang sama dengan yang dibawanya menuju dominasi di Motegi.

"Sprint hari ini cukup memalukan, berada di sana dan tidak mampu bertarung, tidak bisa berbuat apa-apa, mencatat waktu dua detik lebih lambat dari kecepatan saya sendiri saat latihan," ujarnya.

Berbicara kemudian, ia menambahkan: "Sangat sulit untuk menerima dan mengecewakan, bagi saya tetapi juga bagi tim, karena kami bekerja keras.

"Sejujurnya, kami tidak memahami situasi dengan baik.

"Bukan hanya saya, tetapi juga mereka, karena saya tidak ingin mengatakan bahwa kami kuat seperti di Motegi, tetapi kami cukup kompetitif untuk finis di lima besar.

"Lalu, saat kualifikasi, saya mulai merasa aneh, dan kemudian di sprint race saya kesulitan untuk mendekat, bahkan mendekati kecepatan saya di sisa akhir pekan.

"Jadi, kami hanya mencoba memahami apa yang terjadi."

Bagnaia menambahkan: "Pada akhirnya, kami sampai pada kesimpulan bahwa masalahnya bukan pada setup atau elektronik, tetapi pada hal lain.

"Jadi, kami mencari penyebab motor tidak berfungsi dengan baik. Tapi itu sesuatu yang berada di luar kemampuan tim. Kami agak teliti, dan tidak pernah mudah menemukannya."

Dalam wawancaranya dengan media pada Sabtu sore, Bagnaia juga mengatakan ia yakin rekan setimnya, Marc Marquez, akan naik podium seandainya ia hadir.

"Saat sprint, saya hanya seorang penumpang. Itu saja. Saya harus menutup gas beberapa kali agar motor tidak goyang.

"Jika Marc ada di sini, dia mungkin akan naik podium. Tapi saya tidak bisa menghentikan motornya."

Seberapa buruk kecepatan Bagnaia?

Kecepatan rata-rata Bagnaia 2,504 detik lebih lambat per putaran dibandingkan Bezzecchi dari Aprilia, yang harus pulih setelah start buruk dan satu kesalahan di Lap 6 dari 13.

Hasil ini  juga menandai untuk pertama kalinya di era Sprint Race, tidak ada pembalap Ducati yang naik podium, dengan Fabio Di Giannantonio dari VR46 jadi Desmosedici terbaik di posisi kelima.

Mengendarai GP25 yang sama dengan Bagnaia, Di Giannantonio mencatatkan rata-rata 2,184 detik lebih cepat per putaran dibandingkan Bagnaia.

Bahkan, rata-rata kecepatan Bagnaia pada hari Jumat dengan ban belakang Soft juga lebih cepat. Sebagai pembanding, laptime rata-rata Bagnaia pada Jumat sore adalah 1 menit 27,950 detik, sementara di Sprint Race 1 menit 30,064 detik.

LapMB72FD49PB63
21m27.504s1m28.045s1m29.752s
327.31228.03630.455
427.13428.0530.404
527.36928.10831.789
628.42427.60929.824
727.12227.68430.36
827.21327.70830.063
927.72427.83530.222
1027.5527.50929.502
1127.67327.76729.477
1227.56827.78829.265
1328.12828.4229.658
Rata-Rata Lap1m27.560s1m27.880s1m30.064s
Pace difference-0.320s2.504s

Read More