Dua Kepindahan Gagal yang Bisa Mengubah Jalan Karier Hulkenberg

Karier F1 Nico Hulkenberg bisa saja terlihat sangat berbeda jika salah satu dari dua rumor dengan tim besarnya terwujud.

Hulkenberg was on Red Bull's list for 2021
Hulkenberg was on Red Bull's list for 2021

Awal tahun ini, Helmut Marko dari Red Bull mengungkapkan bahwa veteran F1 Nico Hulkenberg nyaris menjadi rekan setim Max Verstappen pada tahun 2021.

Hulkenberg digadang-gadang sebagai pengganti Alex Albon setelah tampil impresif sebagai supersub akibat COVID-19, tetapi Red Bull akhirnya memilih Sergio Perez setelah ia memenangkan Grand Prix Sakhir 2020.

Verstappen mengamankan gelar juara dunia pertamanya dari empat gelar juara dunia berturut-turut pada tahun 2021, sementara Red Bull memenangkan trofi konstruktor pada tahun 2022 dan 2023.

Itu adalah salah satu skenario 'pengandaian' yang melibatkan Hulkenberg, karena ia pernah beberapa kali dikaitkan dengan tim besar selama karier panjangnya di F1.

"Bukan juga, karena saya bukan tipe pemimpi," kata pembalap Sauber itu ketika ditanya apakah ia pernah membayangkan seperti apa karier F1-nya seandainya ia terpilih menjadi rekan setim Verstappen.

"Akan berbeda, tetapi itu tidak terjadi. Saya memang beberapa kali nyaris [gabung tim besar], tetapi pada akhirnya itu tidak penting, tidak dihitung. Saya tetap di tempat saya berada, dan apa yang terjadi terjadilah."

Hulkenberg tak bergeming ketika ditanya seberapa dekat ia bergabung dengan Red Bull, dan menjawab: "Jelas belum cukup dekat."

Pebalap 38 tahun asal Jerman ini telah menjadi salah satu bintang di musim 2025 dan akhirnya meraih podium F1 pertamanya lewat performa impesif saat finis ketiga di Grand Prix Inggris yang basah dan kacau.

Hulkenberg hampir jadi bagian dominasi Mercedes

Hulkenberg could have ended up at Mercedes
Hulkenberg could have ended up at Mercedes

Mantan bos F1 dan Team Principal legendaris Ross Brawn mengungkapkan kepada F1.com bahwa Hulkenberg adalah kandidat untuk kursi Mercedes tahun 2013 ketika ia memimpin Silver Arrows.

Mercedes telah mencari pengganti Michael Schumacher yang pensiun di akhir 2012, tetapi akhirnya berhasil merekrut Lewis Hamilton dari McLaren.

Mercedes kemudian menjadi kekuatan dominan di era hybrid V6, memenangkan tujuh gelar juara dunia ganda berturut-turut dan delapan gelar konstruktor berturut-turut yang belum pernah terjadi sebelumnya antara tahun 2014-2021.

"Ketika saya di Mercedes, kami hampir merekrut Nico, karena kami tidak tahu bagaimana situasi Lewis untuk tahun 2013," kata Brawn.

"Kami mengalami masa yang sulit untuk mencapai kesepakatan itu, dan Nico berada dalam situasi standby. Dia bersikap sangat dewasa selama diskusi tersebut.

"Saya menjelaskan situasinya setransparan mungkin, bahwa ada peluang [dia membalap untuk Mercedes], tetapi itu tergantung pada apa yang diputuskan Lewis pada akhirnya. 

"Ketika Lewis akhirnya menandatangani kontrak dengan kami, kami berhasil menyelesaikan masalah dengan Nico yang tidak dapat kami lanjutkan.

"Tetapi saya sangat menantikan untuk bekerja dengannya, karena saya pikir dia pembalap yang hebat. Dia sangat, sangat dewasa dan sangat seimbang. Dia memiliki karier yang hebat. 

"Sulit membayangkan Silverstone menjadi podium pertamanya setelah sekian lama, dan setelah beberapa penampilan dan balapan yang hebat.

"Jadi, hasil itu sangat menyenangkan untuk dilihat, dan saya sangat senang mengingat saya cukup mengenalnya. Itu adalah hasil yang bagus untuk musim ini."