Bagnaia Masih Bergulat dengan 'Masalah Indonesia' di Phillip Island
Francesco Bagnaia mengaku ia memiliki masalah yang “sama persis” seperti Mandalika pada salah satu GP25 miliknya di Phillip Island.

Francesco Bagnaia menghadapi perputaran nasib yang liar dalam waktu dua minggu, dari sapu bersih di Jepang kemudian bencana total seminggu kemudian di Grand Prix Indonesia, di mana ia finis terakhir di Sprint dan tersingkir di Grand Prix.
Dan celakanya, Bagnaia kembali bergulat melawan masalah yang sama pada hari Jumat di Mandalika, di mana ia tampak kesulitan dengan salah satu motornya.
Untungnya, Pecco masih bisa tampil kuat di paruh kedua Practice dengan motor keduanya. Menutup Practice di posisi kesembilan dan langsung lolos ke Q2.
Namun, ia mengakui saat ini hanya memiliki satu motor yang "layak pakai", dan itu masih belum memberinya perasaan yang ia rasakan di Motegi.
"Sisi positifnya adalah saya jelas memulai lebih baik daripada balapan terakhir," ujarnya kepada Sky Italy.
"Selain itu, hari ini sulit dipahami karena kami mengalami beberapa komplikasi dengan salah satu dari dua motor di kedua sesi.
"Saya tidak dapat melanjutkan pekerjaan yang telah saya lakukan dengan baik, dengan melakukan lebih banyak putaran dengan ban tersebut.
"Namun, pada akhirnya, kami berhasil masuk ke Q2, meskipun putarannya kurang sempurna. Tujuannya adalah masuk ke Q2, dan berhasil mencapainya adalah hal yang baik.
"Besok pagi, akan sangat penting untuk menentukan ban mana yang akan dicoba untuk sprint race, dan kita lihat saja nanti."
Ketika ditanya apakah masalah yang dialaminya pada salah satu Ducati-nya sama dengan di Indonesia, ia menjawab: “Ya, persis sama.
“Sayangnya, ada masalah yang sama seperti di Indonesia. Dan kami tidak yakin bagaimana cara memperbaikinya.
“Hal ini telah terjadi dua atau tiga kali musim ini, tetapi kami tidak yakin dari mana asalnya.
“Kami sedang mencoba mencari tahu. Saya tahu betul bahwa tim di sana sedang menganalisis apa yang dapat mereka lakukan untuk maju.”
Sementara itu untuk motor yang bekerja baik, ia menambahkan: “Rasanya tidak [sama dengan] Jepang. Sama sekali tidak.
“Tapi masih bisa dipakai. Kami sedang berusaha membuatnya lebih mirip. Sayangnya, saya tidak bisa mendapatkan rasa yang sama di bagian depan dengan motor yang melambat dengan baik.
“Dan terutama saat saya melepas rem, motornya berputar. Itu sesuatu yang selalu saya rindukan tahun ini, dan satu-satunya momen saya merasakan [rasa sempurna] itu adalah di Jepang.
“Di sini kami punya motor yang kembali berfungsi; tidak seperti di Indonesia, di mana kami punya banyak masalah, tetapi kami masih punya keterbatasan ini.”