F1 GP Amerika Serikat 2025: McLaren Menuju Ujian Terbesarnya

Berikut ini poin pembicaraan terbesar menuju F1 GP Amerika Serikat 2025 akhir pekan ini.

The title fight is hotting up
The title fight is hotting up

Paddock Formula 1 menuju Austin untuk F1 GP Amerika Serikat 2025, saat pertarungan untuk gelar juara dunia pembalap semakin memanas.

McLaren menuju ujian terbesarnya

McLaren telah mengunci gelar konstruktor di Singapura, tapi itu dibayangi oleh tensi yang semakin tinggi antara Lando Norris dan Oscar Piastri setelah pertikaian mereka di Marina Bay.

Overtake agresif Norris di Tikungan 3 pada putaran pertama terbukti untuk podium yang akhirnya memastikan gelar konstruktor kedua beruntun McLaren, sekaligus memperkecil jarak dengan Piastri.

Tapi aksi tersebut tidak diterima baik oleh Piastri, yang mempertanyakan apakah 'Papaya Rules' McLaren - yang berfokus pada kesetaraan dan keadilan - telah dilanggar.

Momen ini jadi kontroversi terbaru yang secara tidak sengaja diciptakan oleh McLaren, yang secara mikro mengatur hampir setiap aspek pertarungan demi menjaga perdamaian, dengan beberapa preseden kontroversial yang tercipta di sepanjang musim.

McLaren bersikeras bahwa tidak akan ada perubahan dari pihak mereka, tapi dinamika di trek antara Piastri dan Norris akan terus menjadi sorotan seiring memanasnya persaingan mereka untuk supremasi di kejuaraan dunia.

Norris menunjukkan di Singapura bahwa ia bersedia berduel. Bagaimana Piastri merespons akan menarik untuk disimak, mengingat pembalap Australia itu berada di bawah tekanan yang semakin meningkat saat momentum berada di sisi lain garasi.

Dengan hanya enam balapan tersisa dan hanya 22 poin yang memisahkan kedua McLaren, potensi Piastri dan Norris kembali berbenturan semakin besar.

Setelah mengamankan gelar konstruktor, McLaren tampaknya menghadapi ujian terbesar mereka.

Norris and Piastri clash in Singapore
Norris and Piastri clash in Singapore

Bisakah Max Verstappen ancam McLaren?

Satu orang yang pasti mengharapkan lebih banyak pertikaian dan drama di McLaren adalah Max Verstappen.

Setelah meraih kemenangan beruntun di Italia dan Azerbaijan, pembalap Red Bull itu kembali mengejar Piastri dan Norris dengan finis di depan duo McLaren di Singapura.

Verstappen, yang menjadi runner-up di Marina Bay, tertinggal 63 poin dari Piastri dan 41 poin di belakang Norris dengan 174 poin tersisa untuk diperebutkan.

Red Bull tampaknya melakukan peningkatan signifikan pada mobil mereka, yang dimanfaatkan Verstappen untuk menjaga asanya dalam perebutan gelar juara, meskipun prospek gelar kelima tampak cukup jauh.

Verstappen dan Red Bull memiliki rekor yang kuat di Circuit of the Americas, yang seharusnya lebih menguntungkan RB21 daripada Singapura, yang berarti pembalap Belanda itu kemungkinan akan kembali bertarung di barisan depan akhir pekan ini.

Pembalap Belanda itu hanya bisa fokus ke performanya sendiri dan terus menekan McLaren dengan harapan kesalahan, kesialan - atau kombinasi keduanya - akan muncul.

Demi menjaga harapannya dalam pertarungan gelar, Verstappen tahu bahwa ia benar-benar perlu menang di Austin.

Bisakah Mercedes jaga momentum?

Russell celebrates his second win of 2025
Russell celebrates his second win of 2025

Mercedes tiba di Amerika Serikat berbekal kemenangan impresif di Grand Prix Singapura lewat George Russell.

Ini adalah kemenangan kedua Russell dan Mercedes sepanjang, dan satu yang mengejutkan bagi tim setelah awalnya memprediksi cuaca panas di Singapura akan menyulitkan W16.

Kemenangan Russell menyusul posisi kedua di Azerbaijan, sementara Kimi Antonelli mencatatkan finis lima besar untuk kedua kalinya secara berturut-turut, menegaskan kebangkitan performa pribadinya.

Mercedes belum pernah memenangkan balapan berturut-turut sejak Grand Prix Austria dan Inggris tahun lalu, tetapi untuk memiliki peluang bagi salah satu pembalap mereka untuk berdiri di tangga teratas podium COTA, mereka pertama-tama perlu memahami mengapa mereka begitu kompetitif di Singapura.

Perolehan poin yang signifikan di dua putaran terakhir telah mengangkat Mercedes ke posisi kedua dalam kejuaraan konstruktor dan memberi mereka keunggulan 27 poin atas rival terdekatnya, Ferrari.

Apa selanjutnya untuk Ferrari?

Kesulitan Ferrari belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir, dengan akhir pekan yang dibuka oleh harapan dan ekspektasi berubah jadi kekecewaan di Azerbaijan dan Singapura.

Akhir pekan ini, Scuderia tiba di trek tempat mereka menang 12 bulan lalu. Namun, mereka tampak jauh dari kemenangan, bahkan podium pun sulit digapai. Ferrari telah menjalani lima balapan sejak terakhir kali mereka mencatatkan finis tiga besar di Belgia.

Sementara itu, Lewis Hamilton berada di ambang memecahkan rekor Ferrari yang tak diinginkan, yang telah bertahan selama 43 tahun.

Jika pembalap Inggris berusia 40 tahun itu tidak dapat finis di podium di COTA - salah satu sirkuit terbaiknya - ia akan melampaui rekor Didier Pironi untuk Grand Prix terbanyak setelah bergabung dengan Ferrari tanpa finis tiga besar.

Musim kegagalan Ferrari lebih mungkin finis di posisi keempat dalam kejuaraan konstruktor daripada posisi kedua, dengan Red Bull bangkit kembali kini di ambang menyalip mereka, sementara prospek musim tanpa kemenangan semakin besar kemungkinannya dengan setiap balapan yang berlalu.

Ferrari once again underwhelmed in Singapore
Ferrari once again underwhelmed in Singapore

Kembalinya akhir pekan Sprint Race

Grand Prix Amerika Serikat akhir pekan ini akan menjadi akhir pekan Sprint Race, yang pertama sejak Grand Prix Belgia di bulan Juli.

Dengan dua akhir pekan Sprint berikutnya di Brasil dan Qatar, poin tambahan yang ditawarkan dapat memainkan peran penting dalam menentukan hasil kejuaraan dunia tahun ini.

Hamilton memenangkan Sprint Race pertama musim ini di Tiongkok, yang masih menjadi penampilan terbaiknya sejauh ini bersama tim Ferrari, sebelum Norris meraih kemenangan dalam Sprint Miami yang diguyur hujan. Verstappen menang terakhir kali di Spa setelah menyalip Piastri di lap pertama balapan yang sebenarnya cukup membosankan.

Piastri adalah satu-satunya kandidat juara tanpa kemenangan sprint race tahun ini, sementara Verstappen memegang rekor kemenangan sprint terbanyak dengan 12 kemenangan sejak format ini diperkenalkan pada tahun 2021.

Sifat format sprint akan menambah variabel lain dalam tiga dari enam akhir pekan tersisa, dengan tim hanya memiliki satu jam latihan untuk menyempurnakan pengaturan mereka sebelum aksi kompetitif dimulai.

Read More